AMAZING YEAR : Thank you, 2018!

Tahun ini adalah tahun yang sangat mengagumkan buat aku. Banyak sekali hal tak terduga yang terjadi dalam hidupku. Mulai dari menyenangkan sampai bikin nangis. Rasanya kayak naik roller coaster yang paling tinggi dan berkelok-kelok. Serius deh. Banyak sekali pengalaman baru, ilmu baru, teman baru bahkan pola pikir baru yang aku terapkan. Pokoknya nano-nano deh.


Hasil gambar untuk 2018
Image source : Google Image


Mulai dari Januari, bulan dimana aku dipercaya menjadi ketua divisi di organisasi yang sangat keren. Yes, Garuda Sakti. Selain itu, aku juga menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Bojonegoro. Bertemu teman-teman baru yang memiliki kisah seru dalam hidupnya, terutama yang bikin kita nyambung adalah masalah keluarga. Mereka adalah orang-orang kuat yang pernah aku temui (selain aku tentunya, haha). Di sana kita tinggal di sebuah rumah yang hmm... sebenarnya nggak pantas disebut KKN sih kalau tinggal di rumah itu, habisnya rumahnya bagus, kamarnya ber-AC, luas banget, fasilitas lengkap. Sudah kayak liburan jadinya, lebih enak di sana dibanding di kos, hehehe. Kita hidup bersama selama kurang lebih 25 hari dengan drama-drama kacangan yang turut mewarnai kisah KKN kita mulai dari kisah romansa hingga horror. Tapi, drama-drama itu membuat kita lebih raket dan mengenal satu sama lain. Selain itu, drama KKN juga mengajarkan aku tentang bagaimana kita harus saling memahami perbedaan, menghargai pendapat, mengendalikan diri dan tentunya bekerja sama. Seru banget pokoknya! Kalau mau tahu bagaimana KKN ku bisa dilihat disini dan behind the scene-nya disini.

Di bulan Februari, aku dan teman-teman melaksanakan open recruitment di organisasi Garuda Sakti. Riweh banget, berhari-hari pulang malam untuk melakukan pendataan, mempersiapkan open recruitment mulai dari wawancara hingga pengumuman. Aku? Aku walaupun cuma bikin design untuk disebarkan di media sosial organisasi tapi sebenarnya labih ribet karena aku harus membuat post di sosial media setiap hari sendirian, soalnya belum punya staff. Rasanya hmm pusing sih soalnya nggak ada waktu tanpa mantengin laptop (coreldraw) sama handphone. Lelah mata dedek, bang. Belum lagi melakukan interview dan seleksi yang harus diumumkan hari itu juga. Whoaaaa. Oh ya, kalau mau tahu tentang organisasiku bisa baca di sini karena pembahasan selanjutnya akan banyak cerita tentang organisasi itu, hehe.
Dibulan Februari juga, aku bertemu dengan anak-anak yang kuterima di divisiku. Malam itu hujan, jadi ada beberapa yang nggak bisa datang. Tapi nggak masalah soalnya cuma satu, hehe. Seperti biasa, kalau bertemu orang-orang baru aku selalu menganalisis mereka satu persatu dari cara bicara, kontak mata, bahasa tubuh dan bahkan diksi yang dipilih untuk bicara. Aku emang gitu orangnya, hehe. Pertemuan pertama itu berakhir dengan saling follow instagram. Biasa lah, namanya juga millenials, haha.

Kemudian bulan Maret dan April, lempeng-lempeng aja sih. Semua masih berjalan baik-baik saja dan belum ada dinamika yang nampak. Ibarat roller coaster tadi, ini lagi di tengah perjalanan yang dipakai untuk relax sejenak sebelum naik ke puncak tertingginya dan kemudian diturunkan dengan cara mengejutkan. Kalau punya penyakit jantung langsung mati kayaknya, hehe.

Lalu dibulan Mei, beberapa hal terasa menyenangkan. Kalau di roller coaster, bulan Mei ini ibaratnya aku sedang dibawa naik ke puncak paling tinggi. Pelan, santai dan menyenangkan tanpa tahu ke mana aku akan dibawa selanjutnya, pokoknya tahunya ke atas aja. Di bulan ini untuk pertama kalinya setelah hampir empat tahun aku nggak camping, aku diajak camping di sebuah pantai di Malang Selatan, Pantai Watu Leter. Kalau mau tahu bisa ditonton video-nya di sini, hehe.
Selain itu, bulan Mei adalah bulan favorite-ku karena dibulan Mei aku ulang tahun hehe. Ulang tahun ditahun 2018 ini sangat menyenangkan dan mengesankan. Walaupun aku jomblo, tapi ternyata banyak banget kejutan yang aku dapat dari saudara-saudara terdekatku. Satu hal lagi, aku dapat kado khusus dari seseorang. Sssrtt... ini rahasia, oke? Hehe. Sudah sih, gitu aja bulan Mei ini. Ada beberapa hal lagi sih, tapi aku nggak bisa ceritakan. Hehe.



Bulan Juni awalnya kayak aku berhenti di puncak roller coaster untuk beberapa saat. Pertengahan bulan, beberapa hal mulai menguras emosi. Organisasi mulai banyak dinamika, mulai dari anak-anak divisi yang ilang-ilangan, hectic dengan problematika PKM dan mawapres yang diurus oleh organisasi dan mulai banjir hujatan. Rasanya kayak mau nyerah aja di organisasi. Tapi untungnya ada pengurus inti, walaupun sama-sama resah dan terkuras emosi kami tetap saling menguatkan satu sama lain. Padahal bulan Juni ini waktunya libur lebaran, loh!
Bukan cuma itu, bulan Juni aku juga sedang dekat dengan seseorang. Awalnya, aku tidak mau menjalin hubungan dengan siapa pun, tapi karena dia terus meyakinkan akhirnya aku luluh juga. Heuheu. Agak sedih sih nulis ini, soalnya waktu nulis ini kita sudah tidak menjalin hubungan selain teman :')

Kemudian Juli kayaknya aku sudah terbiasa dengan jalan turunnya roller coaster dan mulai bisa menikmati. Bulan ini hujatan dan hectic tentang PKM masih berdatangan, bahkan makin keras karena sudah hampir melaksanakan tahap akhir sebelum menuju PIMNAS. Bulan Juli juga tahap akhir itu dilaksanakan. Cukup menguras tenaga dan pikiran sih karena kami sebagai pusat informasi dan pengurus harus memastikan bahwa semua anggota harus datang untuk tahap itu. Berhari-hari mendekati hari H kami sering pulang malam untuk mempersiapkan segalanya karena pengumuman waktu pelaksanaan cukup mendadak. Tapi untungnya, secara keseluruhan acaranya lancar walaupun ada beberapa kesalahan teknis dan perdebatan cukup hebat.

Bulan Agustus, masih di organisasi emosi lagi-lagi terkuras. Sebelum PIMNAS, banyak sekali hal-hal yang menjadi perdebatan. Entah internal organisasi, maupun eksternal. Entah dengan dosen hingga peserta PIMNAS.  Sudah gitu, anak-anak divisi mulai banyak yang ilang-ilangan dan beberapa kali bikin emosi memuncak. Tapi aku tidak melampiaskan ke mereka, tapi justru ke doi yang tidak tahu apa-apa. Meski begitu, doi sangat sabar menghadapiku meski nggak sekali-duakali menjadi pelampiasan amarahku. Untuk anak-anak divisi? Ya, aku cuma bisa memberi evaluasi dengan cara yang -menurutku- baik dan kadang diselingi candaan.
Oh iya, bulan ini aku mengalami kecelakaan. Jatuh dari motor. Sudah beberapa kali sih sebenarnya, tapi kali ini adalah jatuh dari motor dengan luka yang paling parah selama ini. Motor yang aku gunakan saat itu rusak setengah, kaca dan lampu spionnya juga pecah. Kakiku sampai pincang, tanganku luka cukup parah dan lebar yang bekasnya belum hilang sampai sekarang.

Awal September, PIMNAS dilaksanakan. Aku dan hampir setengah pengurus Garuda Sakti berangkat ke Yogyakarta di malam puncak PIMNAS untuk menjadi supporter, sekalian jalan-jalan, hehe. Perguruan tinggiku mengalami penurunan peringkat yang awalnya empat menjadi delapan dengan perolehan medali yang sangat tipis perbedaannya dengan peringkat tiga hingga tujuh.
Pertengahan hingga akhir September, anak-anak divisiku semakin parah ilang-ilangannya. Mungkin karena program kerja terbesar -PIMNAS- sudah berlalu mereka mengira bisa agak santai. Tapi, nggak gitu, sayang. Huhu. Mulai banyak tugas yang ditinggalkan, dilupakan dan dikerjakan melebihi deadline. Sudah gitu tanpa alasan yang jelas dan tidak memberi jawaban waktu ditanya. Padahal pembagian tugas sejak awal periode kepengurusan. Sudah dievaluasi tapi tetap saja, akhirnya tersulutlah amarahku dan meledaklah ke mereka. Lagi-lagi doi yang menjadi tempatku berkeluh kesah dan dengan sabar membantuku mencari solusi tanpa lupa untuk terus memberi semangat. Nggak sekali-duakali seperti ini, tapi beberapa kali.
Tapi dibulan September ada yang menyenangkan. Anak yang sempat hilang berbulan-bulan akhirnya datang rapat, yang jarang datang juga waktu itu entah ada angin apa dia juga datang dan kita full team deh di rapat bulan itu, hehe.

Oktober adalah bulan dimana aku masih agak tersulut emosi karena kejadian di divisi yang terjadi di bulan September kembali terjadi di bulan ini. Mungkin ini puncaknya. Kejadian-kejadian yang sama kembali terjadi dan doi kembali menjadi pelampiasan sekaligus mesin penyemangat untukku. Tapi sayangnya, diakhir bulan Oktober kita memutuskan untuk berpisah karena doi sudah mencapai batas sabarnya untuk terus-terusan menjadi pelampiasan emosiku -yang bukan karenanya. Sebenarnya dari akhir September dan awal Oktober sudah beberapa kali cekcok sih. Selain itu juga udah nggak bisa diperjuangkan lagi, jadi ya sudah. Saat itu juga aku memutuskan untuk tidak berjuang berlebihan di organisasi karena aku sudah kehilangan orang yang akan dengan sabar mendengar dan memberiku semangat. Huhu. Bulan yang cukup menyedihkan.

Bulan November adalah usaha terakhirku untuk mengajak divisi rapat yang terakhir kali. Aku nggak banyak berjuang seperti sebelumnya. Tapi lebih ke 'kalau mau rapat terakhir ya ayo, kalau nggak mau ya nggak usah' dan akhirnya terlaksanalah rapat itu pada tanggal 15 November. Kita membahas kesan dan evaluasi terakhir. Selain itu juga saling memaafkan dan saling berterima kasih dengan sama-sama membuat harapan bahwa hubungan baik kami tidak berhenti saat itu juga. Hmm semoga..
Ngomong-ngomong, walaupun banyak hal yang tidak menyenangkan terjadi, tidak satu haripun aku lalui tanpa menyayangi mereka. Mereka adalah kado terindah untukku ditahun 2018 ini, sungguh. Mereka mengubah beberapa hal dalam hidupku menjadi lebih baik dengan drama-drama yang terjadi. Tidak ada satu haripun aku lalui dengan membenci mereka, bahkan ketika amarahku meledak pada mereka. Aku hanya tidak mampu membenci mereka, sungguh.
Setelah rapat, besoknya aku berangkat ke Malaysia. Ya, Malaysia. Akhirnya aku ke luar negeri untuk pertama kali, hehe. Tentang ini, aku akan menulis artikel sendiri nanti kapan-kapan, karena kalau di sini akan sangat panjang.

Desember, akhirnya aku lengser dari jabatan yang cukup melelahkan tapi juga menyenangkan ini. Ternyata berat juga ya. Mungkin karena terlalu banyak kenangan yang terukir di organisasi jaket merah ini. Bagaimana tidak, dua tahun aku disini. Tapi memang life must go on. Jadi bagaimanapun harus rela dan kembali ke realita untuk fokus di skripsiku. Doakan ya, teman-teman supaya lancar skripsiku, hehe. Bulan Desember ditutup dengan jalan-jalan ke Yogyakarta lagi dengan teman-teman sepermainan di kampus. Ini video-nya bisa ditonton, dan foto-fotonya disini, hehe.

Oh iya, di tahun ini aku juga sempat terlibat friendzone dengan salah satu temanku. Aku tidak banyak bercerita tentang itu disini karena menurutku nggak terlalu penting dan nggak banyak memengaruhi hidupku. Namanya juga friendzone, jadi ya cukup jadi hiburan saja dan nggak perlu terlalu dibawa perasaan. Kita friendzone karena sama-sama tidak sedang ingin menjalin hubungan, jadi ya sudah nggak perlu dibahas panjang-panjang, hehe.

Terima kasih untuk semua orang yang pernah ada ditahun ini. Kalian memberikan banyak pelajaran untukku, kalian juga membuat tahun ini istimewa dan berarti. Banyak sekali pelajaran yang aku dapatkan tahun ini yang menjadikanku lebih dewasa dan bijaksana dalam berpikir serta mengambil keputusan. Banyak hal yang membuat pikiranku lebih terbuka dan berpikir lebih logis. Pokoknya tahun ini sangat penuh makna dan emosional. Berbagai hal menyenangkan, mengejutkan, menegangkan, menyedihkan dan mengecewakan terjadi. Bukan sekedar perasaan biasa yang kemudian hilang begitu saja, tapi semua itu sangat membekas dan terekam dengan baik di memoriku. Semoga tahun ini juga bermakna untukmu, ya?

“Time flies, time eventually creates farewell and it always leaves people with regrets. If you love someone, tell them now before your fleeting days are filled with regret. In some ways, the biggest present time gives us is the memories we have of loving others. That’s why you have to shove aside embarrassment and confess your love to the one you love” -Deok Sun, Reply 1988

Sepertinya cukup sekian cerita saya tentang tahun yang nano-nano ini. Semoga tidak membosankan dan ada nilai yang bisa diambil ya. Terima kasih sudah membaca.

"Waktu silih berganti, kenangan satu persatu terukir dalam memori. Manusia terus berganti, begitupun denganku. Orang-orang perlahan datang dan pergi. Kita tak tahu kapan semua itu terjadi. Namun satu hal yang kita harus tahu, perpisahan akan selalu terjadi. Kapanpun, dengan siapapun, tak mampu kita halangi. Maka yang mampu kita lakukan adalah memberikan yang terbaik. Kapanpun, pada siapapun. Alasannya sederhana, agar kita tak menyisakan luka di hati dan dikenang baik oleh siapapun yang pernah mengisi hari-hari kita." -May, Sajak Sang Pena






With love,

Sajak Sang Pena

Comments