MALAYSIA : Melaka Startup Weekend Program, membuka pikiran dan menambah wawasanku

Tahun 2018 tepatnya bulan November, satu resolusiku kembali tercapai : pergi ke luar negeri. Yup, aku mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Malaysia mengikuti program yang dilaksanakan oleh departemen jurusanku di kampus. Setiap mahasiswa yang mengikuti program ini harus membayar sebesar satu juta lima ratus ribu rupiah. Murah, bukan? Tapi aku gratis. IYA GRATIS! Kok bisa? Ya bisa aja lah hehe

Jadi kenapa kok aku bisa gratis? Karena aku diajak oleh pihak travel, kebetulan travel yang digunakan oleh program ini adalah usaha temanku satu angkatan dan jurusan. Aku di sana nggak nganggur, aku diminta untuk dokumentasi kegiatan selama di sana beserta membuatkan after movie untuk kebutuhan travelnya. Jadi begitu ceritanya kenapa aku bisa berangkat dengan gratis. Hehe

Tapi walaupun aku berangkat gratis bukan berarti aku di sana diem-diem aja tanpa mengikuti kegiatannya. Salah, aku tetap mengikuti kegiatannya, jadi double job dan lebih ribet dibanding yang lain. Tapi ya mau gimana, kan gratis. Meski begitu aku tetap menikmati sih karena memotret dan merekam kegiatan merupakan salah satu kegiatan favoritku dan yang membawa aku ke sana tentunya.

Rombongan kami waktu itu ada empat puluh orang. Tapi kami dibagi menjadi dua kelompok masing-masing berisi dua puluh orang. Rombongan satu mengikuti kegiatan di Kuala Lumpur, sementara rombongan kedua mengikuti kegiatan di Melaka. Kegiatannya sama sih, yaitu Startup Weekend Program. Bedanya, yang di Kuala Lumpur itu khusus perempuan dan di Melaka campur. Kebetulan aku masuk di rombongan kedua, di Melaka.

Program yang kami ikuti ini sangat keren. Jadi program itu diadakan oleh techstar dan Malaysia Global Innovation & Creativity Centre (MaGIC). Program itu merupakan program dimana kita bisa menuangkan ide bisnis, mencari partner untuk merealisasikan ide kita sekaligus membuat Business Model Canvas (BMC). Jadi selesai dari situ bisa dibilang ide yang kita punya siap direalisasikan gitu deh. Ide bisnis yang diajukan di sana adalah yang berbasis teknologi, karena ini start up.

Model pelaksanaan programnya itu seru banget. Siapa saja yang punya ide harus maju untuk mempresentasikan idenya, kemudian ide terpilih nantinya akan ditandingkan. Jadi, ide terpilihnya itu di-vite oleh teman-teman yang nggak mempresentasikan idenya. Setelah beberapa ide bisnis terpilih, kita harus membuat kelompok untuk melakukan tahap selanjutnya, yaitu membuat BMC, prototype dan banyak lagi yang dibutuhkan untuk keperluan presentasi. Ada mentornya juga untuk membantu mengembangkan ide bisnis kita.

Kalau di Indonesia ini sama kayak Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh KEMENRISTEKDIKTI gitu lah. Tapi ini versi kerennya. Gimana nggak keren, kegiatan itu semua dilakukan hanya perlu waktu TIGA HARI DUA MALAM! LIMA PULUH EMPAT JAM SAJA! Jadi, di sana nggak cuma ngomongin ide tanpa output, tapi keluar dari acara itu output-nya bisa dibilang langsung ada. Kalau nggak ada, hmmm ya siap-siap malu aja sih karena di sana semua orang benar-benar menyiapkan dan membuat output dengan sangat niat dan keren.

Oh iya, kan ini start up ya, jadi rata-rata produknya adalah aplikasi, website dan sejenisnya. Untuk membuat prototype itu kita juga diberi fasilitas domain gratis untuk membuat website dan aplikasinya. Tapi, nggak tahu juga apakah ketika program itu selesai apikasi dan website-nya tetap bisa digunakan atau nggak, karena kelompokku tidak melanjutkan. Ya bagaimana mau melanjutkan, orang anggotanya saja campur sama orang Malaysia, hehe. Lagi pula, dari awal kita berkomitmen hanya untuk have fun dan belajar saja, jadi no hard feeling.

Ngomong-ngomong, di sana nggak hanya ada orang Indonesia dan Malaysia saja lho. Ada dari Jepang, Tionghoa, Yaman, dan Singapore. Kita bisa networking sama mereka waktu makan. Yah, sok asik aja join-join meja makan, ngobrol hal-hal enteng sambil haha hihi dan menyantap makanan yang disediakan. Seru juga ngobrol sama mereka walaupun nggak banyak, karena yaa jujur saja bahasa Inggrisku nggak bagus-bagus amat kalau speaking, yang masih mikir lama dan nggak pede sama grammar-nya, takut salah gitu. Habisnya jarang praktik sih. Ya gimana mau praktik juga ya, kadang ngomong sama teman dan dicampur bahasa Inggris saja kadang dikatain keminggris atau disindir jaksel-jaksel gitu. Sedih nggak, sih? Padahal pas aku lihat orang Malaysia aja ngomongnya juga campur-campur Melayu-Inggris gitu jadi keasah kemampuannya. Di sana juga nggak ada grammar nazi yang iseng ngetawain temennya kalau grammar-nya salah gitu loh, jadi lebih pede buat praktiknya. Jelas lah ya perbedaannya sama orang-orang di Indonesia :')

Oke balik lagi. Jadi, apakah kalian berfikir bahwa peserta acaranya hanya mahasiswa? Jika iya, kalian salah. Pesertanya ada yang sudah bekerja dan punya jabatan di perusahaan bahkan di pemerintahan Malaysia. Ada juga pengusaha yang ingin memulai usaha baru di bidang start up. Itu yang membuatku merasa beruntung, karena aku mengikuti program ini ketika masih menjadi mahasiswa. Selain itu, aku jadi sedikit banyak memahami bagaimana persaingan bisnis di luar sana dan teknologi-teknologi apa saja yang akan menjadi trend  di masa mendatang. Kemudian juga aku jadi tahu industri apa saja yang bisa dikembangkan dengan teknologi dan bagaimana caranya. Asli ini jadi membuat wawasanku sangat terbuka dan bertambah banyak.

Mengikuti acara ini membuatku belajar banyak hal yang nggak aku dapatkan di kelas waktu kuliah. Terus sambil berfikir, kayaknya kalau Indonesia juga ada kayak gini bakalan keren banget, deh. Kenapa aku mikir gitu? Karena selama ini ternyata banyak teman-temanku yang punya ide gila berbasis teknologi. Waktu aku tanya kenapa nggak dibikin PKM saja, mereka menjawab malas karena administrasinya ribet. Belum tentu jadi lagi. Jadi kayaknya kalau Indonesia punya program semacam ini akan menghasilkan usaha-usaha yang hebat tanpa pandang jenjang pendidikan. Asli. Mari kita tunggu saja, kapan Indonesia punya program sekeren itu.

Setelah tiga hari rombongan kami di Melaka, akhirnya dihari terakhir kita pergi ke Kuala Lumpur. Ya biasa lah, waktunya belanja-belanja. Tujuannya mainstream banget lah. KLCC, Pavilion, Central Market. Hari itu juga kita kembali ke Indonesia.

Gitu aja sih sebenarnya, bagiku acara di Melaka lebih berkesan dibanding jalan-jalan di Kuala Lumpur karena aku suka mengetahui hal baru. Tapi aku tetap excited karena itu adalah pertama kalinya aku pergi ke luar negeri. Oh, pertama kali naik pesawat juga. Pokoknya aku senang, dan bersyukur tentunya.

Aku nggak menyesal selama ini menekuni hobby-ku mainan kamera dan editing video. Rasanya nggak sia-sia walaupun saat dulu belajar kadang merasa nggak prospek atau hasilnya. Jadi untuk teman-teman, kalau punya hobby ditekuni dan terus diasah saja, konsisten. Insyaa Allah suatu saat akan merasakan manfaatnya.

Oh iya, terima kasih untuk temanku, Irena dan Mas Bagoes dari Andakara Avventura (nama travelnya) yang sudah mempercayakan aku untuk mendokumentasikan kegiatan itu. Sukses untuk usaha travelnya. Kapan-kapan ajak aku lagi yaa. Ngga dengg, hehe.

P.s. kalau kalian butuh travel untuk ke luar negeri bisa tuh pakai Andakara Avventura (instagramnya @andakaraavventura). Insyaa Allah asyik! Hehe
P.s.s. kalau mau tahu fotonya, aku lampirkan dibawah yaa.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi ya. Terima kasih sudah membaca!


With love,

Sajak Sang Pena







Comments