Thank you, next!

Judulnya sudah mainstream sekali digunakan di artikel-artikel yang diunggah di penghujung tahun kemarin. Aku baru membuat ini karena memang kurencanakan hari ini. Kemarin aku mengunggah artikel tentang kilas balik di 2018 yang cukup emosional untukku, bahkan ketika menulisnya beberapa hari yang lalu.

Tulisan ini aku buat sebagai evaluasi diri ditahun 2018 dan sebagai reminder sekaligus resolusiku untuk tahun ini. Ini terinspirasi dari youtuber Eno Bening yang membuat surat untuk dirinya di youtube channel-nya beberapa hari yang lalu dan juga Gita Savitri yang menulis hal yang hampir sama di blog-nya.

Mungkin dalam tulisan ini aku sudah membahas ditulisan sebelum-sebelumnya. Mungkin juga ada hal yang cukup pribadi sehingga kalian tidak akan memahaminya.

Untuk May ditahun 2019...

Hai, May. Tahun 2018 adalah tahun yang mengesankan untukmu. Kamu belajar banyak sekali hal baru, juga perkembangan dari hal yang sudah kamu pelajari ditahun-tahun sebelumnya. Kamu menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Di sana kamu bertemu lingkungan baru yang jauh dari hingar bingar bisingnya kota besar. Kamu bertemu anak-anak yang memiliki semangat belajar tinggi namun keadaan tidak mendukung. You did so great karena kamu berhasil menyemangati mereka bersama teman-teman sekelompokmu. Kalau kamu punya waktu, lakukan hal-hal semacam ini lebih banyak karena membantu membuat perasaanmu lebih lembut, peka, sensitif dan empati.
Di sana kamu juga bertemu dengan teman-teman baru yang memiliki pemikiran dan sifat yang jauh berbeda denganmu. Kamu dianggap terlalu keras dan egois. Tapi kamu belajar cukup baik dengan berusaha memahami mereka. It's good.

Tahun 2018 kamu menjadi ketua divisi disebuah organisasi bergengsi. Awalnya kamu berpikit bahwa kamu tidak akan mampu. Tapi jauh diluar dugaan, kamu melakukannya dengan sangat baik. Bisa dibilang kamu mampu merangkul dan mengayomi anak-anak di divisimu. Tapi kadang kamu egois dan gampang marah karena sesuatu tidak berjalan sesuai kehendakmu. Ini nggak baik. Kamu sadar kalau ada beberapa hal tidak bisa dipaksakan, tapi kamu berusaha terlalu keras hingga lupa kalau kamu tidak bisa mendapatkan segala hal secara sempurna. Tapi kamu boleh bangga karena kerja kerasmu cukup terbayar karena akhirnya banyak yang mengakui totalitas kinerjamu Ya, kamu tahu hasil tidak akan mengingkari usaha.

Tahun 2018 kamu menjalin hubungan friendzone dengan salah seorang temanmu. Bukan karena tidak memiliki perasaan yang sama, tapi karena memiliki keputusan yang sama untuk tidak memiliki hubungan khusus dengan siapapun. Kamu terlalu menikmati hubungan itu, tapi tiba-tiba dia tampak menjauhimu sebab bertemu teman-teman baru yang -mungkin menurut dia- lebih asyik ketimbang kamu. Tapi kamu tidak terlalu ambil pusing dengan itu, bagus.

Tahun 2018 keluargamu mengalami sedikit keterpurukan yang sebenarnya sudah terjadi berulang-ulang karena ulah orang yang sama. Kurasa, kamu sudah mengambil langkah yang benar untuk selalu berusaha menenangkan ibumu yang terus-menerus dikacaukan pikirannya. Teruslah seperti itu.

Tahun 2018 kamu menjalin hubungan dengan seseorang yang sebenarnya dimulai dengan tidak cukup baik. Dia sangat baik dan sabar menghadapimu. Dia rela menunggumu dan selalu menjadi pelampiasan amarahmu yang bukan karena dia. Hingga akhirnya dia mencapai batas sabarnya dan mengakhiri hubungan kalian. Kamu jahat, May. Kamu egois. Kamu terlalu percaya diri dan angkuh karena kebaikannya hingga kamu lupa menjaga perasaannya. Jika kamu terus menerus begitu, entah apa yang akan terjadi.

Tahun 2018 kamu mempunyai lingkaran pertemanan yang pada awalnya kamu kira baik-baik saja. Sampai suatu ketika kamu menyadari bahwa lingkaran pertemanan itu mulai tidak sehat dan kadang menyakitimu. Kamu menyadari bahwa kamu kadang rela melakukan beberapa hal untuk membantu mereka dengan tulus, tapi mereka malah menyudutkan keputusan yang kamu ambil dan mengabaikan ketika kamu balik meminta tolong. Namun, kamu kebingungan harus bertahan atau menjauh. Pada akhirnya, kamu memilih bertahan karena kamu paham bahwa kamu mungkin akan terus sendiri jika tidak bertemu mereka.

Tahun 2018 kamu bisa pergi ke luar negeri untuk pertama kalinya, Malaysia. Nggak jauh sih, tapi itu cukup menambah pengalaman, pengetahuan dan membuka pikiranmu. Ini adalah hal yang bagus karena sejak itu kamu selalu berusaha untuk improve, terutama Bahasa Inggris kamu yang ternyata masih cupu banget kalo disuruh speaking. Udah gitu, gratis lagi berkat skillmu dibidang videography. Pulang-pulang bisa beliin handphone buat ibu. Keren!

Tahun 2018 kamu menerima cukup banyak job yang menguras pikiran. Mulai dari tim pembuat powerpoint untuk kontingen PIMNAS, video untuk acara, powerpoint untuk sosialisasi dan publikasi acara, desain untuk pameran dan masih banyak lagi. Meski kadang kamu dibayar tidak layak karena kamu bilang "seikhlasnya aja" dan sebagai bentuk kontribusi. Kamu bodoh. Udah tahu orang Indonesia kurang bisa menghargai creator dan tukang desain, masih aja bilang seikhlasnya. Rasain tuh!

Tahun 2018 kamu juga mengalami perubahan pola pikir dan softskill yang sangat hebat. Kamu yang tadinya mempunyai pola pikir yang bodoh, kini kamu lebih cerdas karena bacaan dan tontonanmu berkualitas. Kamu memanfaatkan internet dengan baik, tapi sayangnya kamu lebih memilih menjadi 'silent majority' karena tidak ingin terlibat perdebatan tidak penting di media sosial. Kemudian softskill yang tadinya kamu nggak bisa ngomong di kelas, nggak bisa speak up dan takut untuk memulai perbincangan dengan orang lain, tahun ini kamu menjadi lebih berani.

Tahun 2018 kamu sok-sokan ngambil skripsi. Memang sudah seharusnya, tapi kamu gagal mencapai target skripsimu di tahun 2018. Bahan untuk bikin skripsi masih dianggurin dan belum ada progress karena keasyikan di organisasi, project sama temen dan kerjaan yang tiba-tiba banyak. Kamu belum cukup baik melawan kemalasanmu untuk menyentuh skripsi setelah melakukan hal-hal lain.

Walaupun kamu mencapai banyak sekali resolusi ditahun 2018, kamu melakukan banyak hal untuk banyak orang. Ternyata ada satu hal yang kamu lupa, inner peace. Ya, inner peace. Dan ini pesanku untuk tahun 2019-mu...

May, tahun lalu kamu merasakan damai karena melaksanakan KKN. Kamu senang bertemu orang-orang di tempat terpencil dan membantu mereka. Kamu mendapat pelajaran dan kebahagiaan saat melakukannya. Kalau kamu bisa dan ada waktu, lakukan hal serupa, ya? Sebelum kamu sibuk kerja nanti. Tapi kalau nggak bisa juga nggak masalah. Aku tahu kalau 2019 akan menjadi tahunmu untuk menggapai kelulusan dan mendapatkan pekerjaan. Kalau memang sibuk, setidaknya donasi untuk hal pendidikan atau saudaramu yang terkena musibah, oke?

Tahun lalu kamu sudah memberikan hampir semua yang kamu miliki untuk organisasi dan orang-orang sekitar itu. Tahun ini kamu nggak boleh kebanyakan ngurus hal kayak gitu yang menguras emosmu. Bantulah secukupnya saja. Jangan kayak kemarin yang sampai lupa dan mengorbankan orang yang mampu memahami dan sabar menghadapi egomu yang terlalu memaksakan target di organisasi tercapai. Sekarang kamu harus fokus sama kedamaian hidupmu.

Tahun lalu, kamu terlibat friendzone dan terlalu nyaman di zona itu sampai akhirnya kamu ditinggalkan. Kamu nggak boleh bodoh kayak gitu lagi. Friendzone boleh, terlalu nyaman jangan.

Kamu berhasil ke luar negeri tahun lalu, tahun ini kalau ada kesempatan sikat aja. Selain itu, kamu harus menyelesaikan buku yang belum selesai kamu baca karena projectmu. Tambah lagi buku yang bisa membuka pikiran dan menambah wawasan. Kembangkan skillmu lagi.

Kamu boleh berteman sama siapa aja. Kalau kamu merasa lingkungan pertemananmu sudah tidak sehat, kurangi bergaul sama lingkungan itu. Lebih selektif lagi. Walaupun mungkin temanmu nggak banyak, tapi jangan asal-asalan juga.

Kerjakan skripsimu, tahun ini kamu harus wisuda. Jangan malas-malasan. Jangan terlalu santai. Meski kamu sadar ini bukan jalan terbaik menurutmu, kamu harus tahu bahwa Tuhanmu tidak akan salah menentukan jalan hidup umatnya. Semangat ya, aku yakin kamu bisa. Pasti!

Terakhir, kurang-kurangi ngomongin orang, kurang-kurangi membicarakan keburukan orang, hindari pembicaraan yang tidak sehat yang menyebabkan penyakit hati, lebih rajin ibadah, sunnahnya ditambahin jangan yang wajib-wajib doang, udah gede.

May, terima kasih sudah menjadi dirimu sendiri meski banyak yang masih luput. Wajar namanya juga manusia, tapi tetap diperbaiki ya.
Terima kasih sudah mau menjadi pribadi yang memiliki prinsip dan pendirian tegas.
Terima kasih untuk tidak menutup mata dan telinga dengan lingkungan di sekitarmu.
Terima kasih sudah mau membuka pikiranmu menjadi jauh lebih baik.
Terima kasih sudah mau mengambil pelajaran dari segala hal yang terjadi padamu di 2018.
Aku tahu, kamu banyak mengalami kekecewaan, kegalauan, keterkejutan dan sedikit kekacauan. Tapi aku juga tahu, kamu orang yang realistis dan tidak akan melakukan hal bodoh meski kamu gampang ke-trigger kalau melihat ada sesuatu yang salah dan merugikan banyak orang. Kamu boleh mempertahankan itu, boleh banget. Tapi jika kamu ingin menyampaikan, sampaikan dengan baik dan bijaksana, ya? Aku tahu, kamu cukup bijaksana dalam banyak hal. Tahun ini usahakan bijaksana dalam setiap keputusanmu, ya?

Kayaknya itu saja pesanku untuk kamu di 2019. Aku harap kamu dapat melakukannya dengan baik. Semangat!


With love,

May dari tahun 2018

Comments